Rabu, 04 Desember 2019


Bogor, 4 November 2019

Hampir tutup tahun dan Ibuk pun sudah siap dengan rencana mulia plus dreamy buat tahun depan. Terpengaruh oleh kebiasaan puty puar, salah satu panutan favorit Ibuk yang bilang dia selalu set goals di bulan Desember agar punya +1month untuk tahun berikutnya. Ternyata ada benarnya! Setelah selesai dengan mind map buat goals dan wishes tahun depan, Ibuk jadi punya kesempatan menyiapkan segala sesuatunya di bulan Desember ini. Kaya nyiapin planner  yang udah bolak balik window shopping sekaligus masukin ke cart di online shop malah berujung pake planner bawaan gawai. Tentu saja atas saran bos besar Noveldesra Suhery yang mulai risih sama teriakan ‘pakeeeet’ dari kurir. Takut uang belanja jebol ^^.

Bikin blog kali ini sambil ngawasin Haqqi dan Hamdi rusuh di tengah rumah. Hambur-hambur mainan semacam lego sambil sesekali ngintip ke laptop di depan Ibuk. Pengen ganggu tapi masih asik main kayanya. Alhamdulillah bisa lanjut ngetik-ngetik dikit. Sekalian journalling buat ngosongin isi kepala sambil berharap ketemu temen sepenanggungan yang mungkin kebetulan bakal baca blog kali ini. Jadi beberapa minggu terakhir lagi heboh pendaftaran CPNS alias Calon Pegawai Neger Sipil. Sebagai anak dari orang tua yang keduanya adalah ASN. Ibuk merasa di-set oleh mereka untuk manut sama jejak mereka. Jadi ASN atau PNS. Jadi lah minggu kemarin ikutan daftar ke salah satu formasi CPNS universitas di kota tempat Ibuk tinggal. Berharap lulus? Pastinya! Siapa yang ga mau jadi dosen di salah satu universitas bergengsi di Indonesia. Tapi pertanyaan besarnya adalah, apakah Ibuk punya privilege untuk bisa jadi working mom dengan kondisi saat ini? Terlepas dari lulus atau tidaknya nanti saat tes, menjadi working mom sebenarnya salah satu keputusan yang sampai saat ini pun sebenarnya jawabannya masih pasti. TIDAK!

Kondisi saat ini Haqqi dan Hamdi masih usia dini. Belum sekolah dan keduanya belum siap ditinggal (ini berdasarkan jawaban mereka ya, mereka ga mau ditinggal kerja). Mungkin akan lain pertimbangannya apabila Ibuk tinggal dekat dengan orang tua. Walaupun pasti akan tetap pakai pengasuh (ga ada di kamus Ibuk nitipin anak ke orang tua) tapi setidaknya ada yang bisa ngawasin sementara Ibuk kerja di luar. Sementara kami tinggal berjauhan dari orang tua dan saudara. Sebagai full time mom, Ibuk tahu betul alasan kenapa ga pengen ninggalin anak dengan pengasuh tanpa tambahan pengawasan minimal oleh kakek atau neneknya. Pertama, they’re not me. Mereka ga punya ijazah S2 kaya Ibuk (no offense ya, ini pendapat pribadi), mereka ga cari ilmu parenting dan praktekin itu tiap hari dan mereka ga punya tanggung jawab, apalagi visi dan misi bagaimana membentuk Haqqi-Hamdi. Terlepas dari mungkin atau tidaknya didelegasikan ke pengasuh apapun itu metode yang mau Ibuk terapkan berkenaan dengan cara pengasuhan Haqqi dan Hamdi, alasan lainnya adalah nyari pengasuh ga segampang nyari ART (asisten rumah tangga) biasa. Ibuk lihat sendiri seberapa sering tetangga atau kenalan Ibuk gonta ganti pengasuh anaknya. Bisa dibayangkan betapa ribetnya jelasin ulang dari awal apa yang kita mau dan kita harapkan berkaitan dengan cara dan metode dia mengasuh anak kita (itu pun kalo si ibu memang mengkomunikasikan hal itu dengan pengasuh). Belum lagi jika dilihat dari sudut pandang si anak. Apakah dia nyaman berganti orang setiap bulan?

Mau ngasih disclaimer  dulu deh sebelum diprotes netizens. Segala hal di atas adalah kondisi Ibuk saat ini. Semua dilihat dari sudut pandang Ibuk dan disesuaikan dengan visi misi Ibuk dan Apak soal bagaimana membesarkan anak. Jadi sama sekali tidak bermaksud mengatakan bahwa anak dipegang pengasuh itu tidak baik, tapi ini semua berdasarkan kondisi Ibuk saat ini. Ibuk pun mungkin suatu saat akan mendelegasikan tugas menjaga Haqqi dan Hamdi ke pengasuh, tapi tentu tidak dengan kondisi saat ini. Kecuali ada seseorang lulusan minimal S1 universitas top 5 di Indonesia (lebih bagus kalo jurusannya berkaitan dengan anak), bisa menyelaraskan visi dan misi membesarkan anak dengan Ibuk dan yang paling penting mau digaji standar pengasuh biasa. HAHAHAHA, ga mungkin ada lah Buk, getok kepala sendiri pake buku panduan CPNS yang super tebal.

Oleh karena itu Ibuk lagi getol nyari kemungkinan, celah, peluang atau apapun itu namanya supaya bisa kerja dari rumah. Walaupun nanti harus nyewa pangasuh, Ibuk pun tetap harus ngawasin ^^. Banyak maunya ya gaesss. Banget!

Jadi PE ER besarnya sekarang adalah mencari aktivitas yang ga hanya sekedar sarana aktualisasi diri. Tapi juga harus bermanfaat bagi banyak orang, sesuai dengan kata Rasul kita, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.  Dan tentu saja, harus bisa menambah pundi-pundi reksa dana, uuups ^^. So, ada pendapat ataupun saran dari Ibu ibu semua, silahkan tulis di komen! Terima kasih sudah membaca. Salam konten berfaedah!!

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus